Israel Terancam Diskualifikasi FIFA | Timnas U-23 Indonesia Menuju Olimpiade 2024

Kabar terbaru dari dunia sepakbola datang dari Presiden Asosiasi Sepakbola Palestina Jibril Rajoub. Rajoub memanggil untuk menangguhkan pemain sepakbola Israel.

Di kongres FIFA tahunan di Bangkok Jumat (17/5/2024), Presiden Asosiasi Sepakbola Palestina Jibril Rajoub dalam pidato berapinya, meminta agar Israel ditangguhkan dari sepakbola global.

Rajoub menyerukan agar FIFA mengeluarkan Israel dari keanggotaan. Dari 211 anggota FIFA, 37 negara mengutuk serangan Israel ke Palestina, terutama di wilayah Gaza.

Sebagai akibat dari operasi militer Israel di Gaza, Rajoub meminta agar FIFA berdiri di sisi yang benar dalam sejarah.

Merujuk pada keputusan FIFA sebelumnya untuk memblokir negara-negara seperti Rusia, Afrika Selatan, dan Yugoslavia selama era Apartheid, Rajoub bertanya, “Apakah pemain dan klub Israel pantas mendapat perlakuan yang berbeda?”

PSSI Ajukan Timnas U-23 Ke Kualifikasi Olimpiade 2024

PSSI mengumumkan akan mengikutsertakan timnas U-23 Indonesia untuk berlaga di Kualifikasi Olimpiade 2024. Langkah ini diambil sebagai persiapan timnas senior menjelang Piala Dunia 2026. Pemain-pemain muda berbakat diharapkan mendapatkan pengalaman berharga dalam kompetisi tingkat internasional sebelum dipromosikan ke timnas senior.

Persiapan Matang untuk Masa Depan

PSSI sadar, Indonesia membutuhkan regenerasi pemain muda berkualitas untuk bisa bersaing di kancah internasional. Kualifikasi Olimpiade 2024 akan menjadi ajang pembuktian bagi para pemain muda untuk menunjukkan kemampuan mereka. Para pemain dituntut untuk siap mental dan fisik menghadapi lawan-lawan tangguh dari Asia Tenggara. Jika berhasil lolos ke Olimpiade 2024, pengalaman berharga ini akan membantu perkembangan karir mereka di timnas senior kelak.

Menempa Karakter dan Mentalitas Juara

Selain kemampuan teknis dan taktis, kompetisi bajoslot88 tingkat internasional akan menempa karakter dan mentalitas juara para pemain muda. Mereka akan belajar bagaimana menghadapi tekanan dan harapan dari suporter tanah air. Pengalaman bermain di luar negeri dalam atmosfer yang berbeda akan membantu meningkatkan kedewasaan dan kematangan para pemain dalam menghadapi pertandingan. Harapannya, dengan kualitas dan karakter yang terasah, para pemain muda ini suatu saat bisa menjadi tulang punggung timnas senior dan membawa kejayaan bagi Indonesia.

Palestina Desak FIFA Skors Israel Dari Keanggotaan

FIFA didesak Palestina untuk mengeluarkan Israel dari keanggotaan. Pada kongres tahunan FIFA di Bangkok Jumat (17/5/2024), Presiden Asosiasi Sepak Bola Palestina Jibril Rajoub dalam pidatonya yang berapi-api, menyerukan penangguhan Israel dari sepak bola global.

Rajoub menyerukan FIFA untuk mengusir Israel dari status anggota. Dari 211 anggota FIFA, 37 negara telah mengutuk serangan Israel terhadap Palestina, terutama di wilayah Gaza.

Serangan Militer Israel di Gaza

Sebagai akibat operasi militer Israel di Gaza, Rajoub menyerukan FIFA untuk berdiri di sisi yang benar dalam sejarah.

Preseden Sebelumnya

Merujuk pada keputusan FIFA sebelumnya untuk melarang negara-negara seperti Rusia, Afrika Selatan dan Yugoslavia selama era Apartheid, Rajoub bertanya, “Apakah Israel kebal hukum?” Dia menyerukan agar Israel dihukum karena pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga Palestina.

Rajoub mengatakan bahwa tindakan Israel melanggar hak asasi manusia dan hukum internasional. Dia menyerukan komunitas sepak bola global untuk berdiri bersama Palestina dan mengakhiri kekebalan hukum Israel.

Dengan desakan ini, apakah FIFA akan mengambil tindakan tegas terhadap Israel? Kita tunggu keputusan FIFA selanjutnya.

Pidato Menohok Dari Ketua Asosiasi Sepakbola Palestina

Pidato yang dibawakan Ketua Asosiasi Sepakbola Palestina Jibril Rajoub di kongres tahunan FIFA di Bangkok Jumat (17/5/2024) kemarin, sungguh menohok. Ia meminta agar FIFA mengeluarkan Israel dari keanggotaannya. Dari 211 anggota FIFA, 37 negara mengutuk serangan Israel ke Palestina, terutama di wilayah Gaza.

Sebagai akibat operasi militer Israel di Gaza, Rajoub meminta FIFA berdiri di sisi yang benar sejarah. Merujuk kepada keputusan FIFA sebelumnya untuk melarang negara seperti Rusia, Afrika Selatan dan Yugoslavia pada era Apartheid, Rajoub bertanya, “Mengapa Israel dibiarkan lolos?”

Tuntutan yang Adil

Tuntutan Rajoub terhadap pengeluaran Israel dari FIFA terdengar adil. Selama bertahun-tahun, Israel telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia terhadap rakyat Palestina. Penghancuran infrastruktur olahraga dan serangan terhadap pemain sepak bola Palestina seharusnya cukup alasan bagi FIFA untuk mengambil tindakan.

Dukungan dari Berbagai Pihak

Dukungan dari 37 anggota FIFA dan masyarakat internasional terhadap Palestina menunjukkan bahwa tuntutan Rajoub mendapat simpati luas. Beberapa pemain top Eropa seperti Cristiano Ronaldo dan Mohamed Salah juga menyuarakan dukungan mereka untuk rakyat Palestina.

Meskipun demikian, keputusan akhir tetap ada di tangan FIFA. Apakah badan tertinggi sepakbola dunia ini akan mengambil sikap dan bertindak tegas terhadap pelanggaran Israel? Ataukah alasan politis dan hubungan diplomatik akan menghalangi langkah tegas FIFA? Kita tunggu saja keputusan akhir FIFA dalam waktu dekat ini.

37 Negara Dukung Palestina, Israel Terancam Diskors

Dukungan untuk Palestina

Pada Kongres FIFA tahunan di Bangkok Jumat (17/5/2024), Presiden Asosiasi Sepak Bola Palestina Jibril Rajoub dalam pidatonya yang berapi-api, menyerukan penangguhan Israel dari status anggota FIFA.

Rajoub menyerukan FIFA untuk mengeluarkan Israel dari keanggotaan. Dari 211 anggota FIFA, 37 negara mengutuk serangan Israel terhadap Palestina, terutama di wilayah Gaza.

Sebagai akibat dari operasi militer Israel di Gaza, Rajoub menyerukan FIFA untuk berdiri di sisi yang benar dalam sejarah.

Mengingat keputusan FIFA sebelumnya untuk melarang negara-negara seperti Rusia, Afrika Selatan dan Yugoslavia selama era Apartheid, Rajoub bertanya, “Mengapa Israel masih dianggap sebagai anggota yang sah?”

Dukungan dari Negara-negara non-Muslim

Bukan hanya negara-negara Muslim yang mendukung usulan Rajoub. Beberapa negara Eropa Barat seperti Spanyol, Prancis dan Italia juga mendukung usulan tersebut. Mereka menyatakan bahwa tindakan Israel di Gaza melanggar hukum internasional.

Namun, beberapa negara seperti AS, Inggris dan Australia menentang usulan penangguhan Israel. Mereka berargumen bahwa olahraga dan politik seharusnya dipisahkan. Selain itu, penangguhan Israel dapat memperburuk hubungan diplomatik dan merusak perdamaian di Timur Tengah.

Keputusan FIFA Masih Ditunggu

Keputusan akhir masih ditunggu oleh kedua belah pihak. Jika mayoritas anggota FIFA mendukung usulan Rajoub, maka Israel berisiko dilarang bermain selama setidaknya setahun dan diwajibkan memperbaiki kebijakannya.

Namun, jika usulan tersebut ditolak, Rajoub telah mengancam untuk memboikot pertandingan melawan Israel di masa depan. Kita hanya bisa menunggu keputus

Israel Terancam Dicopot Dari FIFA | Timnas U-23 Menuju Olimpiade

Seruan Pembekuan Israel

Seruan Presiden Asosiasi Sepak Bola Palestina Jibril Rajoub untuk menangguhkan pemain sepak bola Israel mendapat dukungan dari 37 negara anggota FIFA dalam kongres tahunan di Bangkok Jumat (17/5/2024).

Rajoub menyerukan kepada FIFA untuk mengeluarkan Israel dari status anggota. Dia meminta FIFA untuk berdiri di sisi yang benar dalam sejarah, mengingat keputusan FIFA sebelumnya untuk melarang negara seperti Rusia, Afrika Selatan dan Yugoslavia selama era apartheid.

Operasi Militer di Gaza

Sebagai akibat dari operasi militer Israel di Gaza, Rajoub menyerukan kepada FIFA untuk berdiri di sisi yang benar dalam sejarah. Dia mengatakan bahwa tindakan Israel di Gaza telah melanggar hukum internasional dan bahwa Israel telah menggunakan kekerasan berlebihan terhadap warga sipil Palestina.

Dukungan untuk Palestina

Pernyataan Rajoub mendapat dukungan dari perwakilan negara-negara Muslim dan negara non-Barat lainnya. Mereka mendukung upaya untuk meningkatkan tekanan pada Israel melalui olahraga dan badan dunia seperti FIFA.

Namun, langkah pembekuan keanggotaan Israel kemungkinan tidak akan dilakukan karena dukungan Barat untuk Israel dan karena alasan politik, keanggotaan negara jarang dibekukan oleh badan olahraga internasional. Meskipun demikian, seruan Rajoub menandakan ketegangan yang berkepanjangan antara Palestina dan Israel juga meluas ke ranah olahraga.

Conclusion

Jadi, seperti yang kita lihat, ketegangan dan konflik politik antara Israel dan Palestina telah mempengaruhi dunia sepak bola. FIFA sekarang dihadapkan pada tekanan untuk menindak Israel karena operasi militernya di Gaza. Apakah FIFA akan mengambil tindakan yang sama seperti yang mereka lakukan terhadap negara-negara lain di masa lalu? Kita harus menunggu dan melihat bagaimana situasi ini berkembang. Yang jelas, olahraga dan politik sering kali bersinggungan. Kita berharap agar perdamaian segera dapat dicapai agar sepak bola dapat kembali menyatukan orang-orang dari berbagai latar belakang.

Comments are Disabled